Showing posts with label Negara diatas Awan. Show all posts
Showing posts with label Negara diatas Awan. Show all posts

Saturday, April 20, 2013

Negeri Diatas Awan [6] : Rampok

Rampok.....rampok......rampok, sebuah kata yang diteriakkan berulang-ulang dalam sebuah acara reality show X-Factor (2013) oleh seorang juri seperti terlihat gambar. Sebuah kata yang menjadi trending topik yang tanpa disadari oleh semua pemirsa bahwa kata-kata itu adalah kenyataan hidup di negara dan dunia ini. Rampok diartikan sebagai sebuah cara yang digunakan oleh seseorang atau sekolompok orang untuk mengambil harta (tidak selalu uang) atau benda berharga miliki orang atau sekelompok orang lainnya dengan cara yang tidak sah,. baik secara halus atau secara kasar.

Saturday, December 31, 2011

N250, Gatotkaca yang hilang sayapnya

Tahun 1996 merupakan tahun yang akan banyak dikenang oleh para penggiat kedirgantaraan di negeri ini, tahun itu putra dan putri bangsa Indonesia  dapat mewujudkan impian mereka dilangit Indonesia dengan menerbangkan pesawat hasil desain dan developt (assembly) berupa pesawat bermesin turbo prop yang dikerjakan di PT. Dirgantara Indonoesia. Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa). Biaya pembuatan pesawat ini sangatlah luar biasa besarnya, tidak tanggung-tanggung, negara melalui kebijakan Menristek saat itu, mengirim ribuan putra-putri Indonesia untuk belajar di berbagai perguruan tinggi kelas dunia dan perusahaan pembuatan pesawat terbang dunia yang diharapkan hasil dari mereka belajar keluar negeri dapat berguna buat bangsa dan negara, melalui industri dirgantara. Dan mereka telah berhasil melakukannya dengan mendesain dan merakit pesawat N250.
Tapi badai krisis ekonomi 1998 telah menghancurkan impian mereka, dan diantara anak bangsa yang tidak mampu dan mau menjadikan kebanggaan bangsa telah mengotori tangan-tangan mereka melalui IMF untuk menghancurkan rencana besar dunia kedirgantaraan Indonesia yaitu mengusai langit Indonesia dengan hasil karya mereka. . Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.  
Semoga kita menjadi bangsa yang lebih cerdas, dan tidak hanya dijadikan sebagai tempat menguji produk dari negara dan perusahaan asing. Dan memang bangsa ini bukan bangsa yang bodoh. Maju negeriku maju bangsaku

Sunday, December 11, 2011

Negeri diatas Awan [5]: Anoman Obong

Anoman, putra Dewi Anjani, dalam epik ramayana, dikenal sebagai seorang kesatria yang bertemu dengan penguasa Ayodhya, Rama, dan ada benang merah antara cerita ramayana dengan mahabarata, karena simbol Anoman digunakan dalam kereta perang milik Arjuna, serta dalam sejarah tanah jawa ( buku Babad Tanah Jawa ), Anoman diceritakan bertemu dengan penguasa Kediri-Daha, Prabu Jayabaya. Anoman yang selama kecil mengikuti pamannya, Sugriwa, menjalankan tugas dari Rama untuk pergi ke Alengka, mencari keberadaan Dewi Sinta, yang diculik Rahwan penguasa Alengka. Cerita berlanjut, dengan tertangkapnya Anoman dan  kemudian di hukum dengan cara dibakar. Dalam keadaan terbakar, Anoma melepaskan diri dan berlari, dalam pelariannya ini seluruh kota kerjaaan Alengka terbakar. 
Memang berbeda sejarah dengan Anoman, karena ini terjadi bukan di Alengka, tapi di Jakarta, hanya manusia biasa, bernama Sondang Hutagalung. Ia tidak dihukum dengan cara dibakar seperti Anoman, tatapi membakar dirinya sendiri karena melihat banyak sekali hal hal di negeri ini yang tidak dapat diselesaikan dengan tuntas. Banyaknya permasalahan di negeri ini yang harusnya dapat diselesaikan setelah era pemilihan langsung ternyata tidak. Carut marutnya wajah negeri ini tidak sanggup menahan kegundahan sang Pejuang ini. Kematian dengan cara membakar dirinya bukanlah satu satunya cara yang pernah dilakukan dalam memperjuangkan penderitaan rakyat yang tidak dapat menikmati rupiah, atau kekuasaan, atau keadilan. Sondang telah menunjukan dirinya sebagai seorang yang berani mengambil resiko meski dia tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, dia hanya seorang mahasiswa yang gundah melihat masa depannya dan negerinya, mahasiswa yang selalu hadir kala ibu pertiwi sedang bersusah hati. 


Sumber gambar : http://muchartgallery.blogspot.com/2008/04/anoman-obong.html

Monday, December 5, 2011

Negeri diatas awan [4]: Babi Ngepet

Siapa tak suka dengan uang? Siapa tak suka dengan harta? Dari jaman ke jaman selalu saja jawaban dari dua pertanyaan diatas ‘bukan saya’. Memang tidak semua orang gila uang dan harta, tapi seperti sebuah lagu tahun 1980an ‘Tak ada uang tak sayang’ atau mungkin seperti ungkapan ‘uang bukanlah segalanya tapi segalanya butuh uang’. Atau yang lebih tragis lagi sila Pancasila yang pertama “diplesetkan” menjadi ‘Keuangan yang maha kuasa’. Orang-orang yang haus akan uang dan harta akan selalu memburu dengan pertaruhan yang kadang sangat sulit diterima dengan logika social. Perburuan tersebut dilakukan dengan cara mencuri, merampok, korupsi, penipuan dan yang agak sulit diterima akal sehat yaitu dengan memanfaatkan makhluk yanhg tidak tampak oleh mata manusia untuk bekerja sama sesuai dengan kontrak untuk mencari uang dan harta bagi manusia.
Pencurian, perampokan dan korupsi sudah merajalela di negeri ini, bahkan untuk korupsi sendiri telah menjadi gaya hidup bagi orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk mendapatkan kesempatan mencuri uang Negara dan rakyat. Berbagai modus korupsi sudah banyak dilihat dan bukan menjadi rahasia lagi. Berkali-kali ganti presiden dan ketua KPK masih saja orang-orang ini tidak dapat menghentikan hobi korupsinya. Semua dilakukan untuk memuaskan syahwat, gaya hidup hedonisme dan mencari kekuasaan yang lebih tinggi. Coba kita lihat, seberapa harta dan uang yang anda miliki untuk tidak tergoda menghadirkan kepemilikan rumah mewah, mobil eropa atau jepang serta yang paling memalukan adalah menghadirkan wanita yang bukan istrinya. Kadang yang membuat lebih muak masyarakat adalah agama dijadikan tameng, ayat-ayat dipotong untuk mendapatkan argument, seakan akan apa yang dilakukan akan diampuni karena mereka berdalih Tuhan kan maha pengampun dan penyayang.
Bagi orang kebanyakan atau orang yang tidak memiliki struktur kekuasan, perburuan harta dan uang yang memanfaatkan jasa makhluk lain pun dilakukan. Dari memelihara tuyul, buto ijo bahkan menjadi babi ngepet dilakukan tanpa mempedulikan resiko yang dihadapinya nanti. Semua karena uang, semua karena harta. Bahkan jika ada orang yang memiliki filosofi ‘nrimo ing pandum’ akan dikatakan sebagai orang yang tidak mau berusaha.
Pola kehidupan diatas ternyata juga sudah merambah dunia maya, penipuan atas nama bisnis didunia maya yang mudah, cepat dan murah ternyata sudag menciptakan generasi instan ‘pengin cepat kaya’. Sekarang banyak sekali blog-blog yang menyajikan tulisan-tulisan untuk mendulang uang lewat blog, dan kalau dilihat semua tulisan itu hampir sama alias copy paste. Sebenarnya kalau mau sedikit sabar ada beberapa trik yang dapat dilakukan agar blog menjadi terkenal dan dapat dipasangi iklan, antara lain :
  1. Berdoalah sebelum menuliskan artikel di blog
  2. Tulislah sesuatu yang bermanfaat bagi orang
  3. Jadilah orang yang berguna
  4. Jadilah diri sendiri
  5. Sapalah orang lain yang juga memiliki blog
  6. Terima kasih sudah membaca

Monday, November 28, 2011

Negeri Diatas Awan [3]:Blantik Sapi

Blantik Sapi merupakan profesi 'marketing' dalam perdagangan sapi di pasar hewan yang tradisonal. Seseorang yang dikatakan blantik sapi harus memiliki wajah dan kata-kata yang meyakinkan karena dia menjadi perantara antara penjual dan pembeli sapi. Cara kerjanya dengan membeli sapi dari para penjual/ pemilik sapi dengan sistem uang muka, dan sapi akan dibawa untuk dipasarkan dengan harga sesuai dengan proses tawar menawar dan harga beli dari sapi tersebut. Disinilah kekuasaan seorang blantik sapi dalam mengatur perniagaan sapi di negeri ini. Dengan proses tawar menawar bak anggota parlemen dalam membuat undang-undang para blantik ini melakukan pekerjaannya dengan sangat profesional, seprofesional para anggota parlemen dalam membuat undang-undang dengan cara tawar menawar politik seperti yang ditenggarai ketua MK dan banyak ahli hukum, tentang adanya jual beli pasal (klik link ini) seperti jual beli sapi, keinginan secepatnya dalam mendapatkan harta dan kekayaan telah membuat sejumlah orang di senayan memilih jalan pintas yaitu menjadi BLANTIK SAPI.

Friday, September 23, 2011

Negeri Diatas Awan [2] : Malin Kundang

Manusia yang membatu terbujur kaku di tepian lautan menjadi bukti fisik cerita rakyat di daerah Sumatra Barat, tentang seorang anak yang telah berbuat durhaka pada sang Ibu. Dilahirkan dan dibesarkan agar kelak menjadi orang yang berguna. Kisah ini mirip sekali dengan Indonesia (anak) saat masa kemerdekaan dengan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (ibu) yang pada masa itu Indonesia dipimpin oleh Sukarno sedangkan Kasultanan dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kisah sang ibu yang merupakan sebuah Kasultanan yang memiliki struktur pemerintahan yang telah berusia ratusan tahun dan diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada awal kemerdekaan menyatakan bergabung dengan negara baru yang bernama Indonesia (anak). Berikut isi maklumat tersebut :
SRI PADUKA INGKENG SINUWUN KANGDJENG SULTAN
Kami Hamengku Buwono IX, Sultan Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat menjatakan:
  1. Bahwa Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.
  2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mulai saat ini berada ditangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja kami pegang seluruhnya.
  3. Bahwa perhubungan antara Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia, bersifat langsung dan Kami bertanggung djawab atas Negeri Kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaja segenap penduduk dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mengindahkan Amanat Kami ini.


Ngajogjakarta Hadiningrat, 28 Puasa Ehe 1876 atau 5-9-1945


SRI PADUKA KANGDJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIO PAKU ALAM
Kami Paku Alam VIII Kepala Negeri Paku Alaman, Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat menjatakan:
  1. Bahwa Negeri Paku Alaman jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.
  2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Paku Alaman, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Paku Alaman mulai saat ini berada ditangan Kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja Kami pegang seluruhnja.
  3. Bahwa perhubungan antara Negeri Paku Alaman dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia, bersifat langsung dan Kami bertanggung djawab atas Negeri Kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaja segenap penduduk dalam Negeri Paku Alaman.


Paku Alaman, 28 Puasa Ehe 1876 atau 5-9-1945



Perjalanan ibu dan anak saat mengarungi kehidupan awal kemerdekaan tidak 'mulus', pihak penjajah sangat berkepentingan dengan Indonesia melakukan pendekatan ke Kasultanan, agar Kasultanan tidak berpihak pada Indonesia, tetapi pihak Kasultanan menjawab dengan tindakan 'memberikan' tempat bagi sang 'anak' yang telah kehilangan wilayah kekuasaannya, hingga dapat dikatakan saat itu wilayah Indonesia tinggal Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Tidak berhenti disitu saja kasih sang ibu kepada anak, modal keuangan dalam mendirikan negara mendapat dukungan pihak Kasultanan ( Pada saat Ibukota Negara berada di Yogyakarta, semua Kabinet termasuk Presiden (Soekarno) dan Wapres (Hatta) digaji oleh Sultan (memoar Ny. Rahmi Hatta) ). Pengorbanan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat tidak berhenti disitu saja, berikut cerita yang diambil dari buku "Tahta untuk Rakyat" :  Pada saat Agresi Militer Belanda di Yogyakarta, Sultan berunding dengan Belanda diwakili adiknya Pangeran Bintoro (kemudian menjadi Anggota BPUPKI) dan pada perundingan tersebut Sultan diminta tidak ikut campur masalah Republik Indonesia dan Belanda (untuk menjadi ibukota) dan sebagai imbalannya diberikanlah kekuasaan atas tanah bekas Kraton Mataram meliputi Kedu, Solo, Madiun, Kediri, Banyumas. Pada perundingan pertama gagal, akhirnya pada perundingan ke-2 ditambahkanlah imbalan kekuasaan meliputi Jawa tengah, Jawa Timur dan Madura. Untuk inipun Sultan tidak mau menerimanya. Akibatnya kota Yogyakarta diserbu dan Kraton dikepung. Panglima Belanda untuk Wilayah Jawa, Jenderal Spoor, mendatangi gerbang keraton dengan 3 panser untuk memaksa masuk dan HB IX menyambutnya di gerbang Alun alun utara Keraton [Kasultanan] dan berkata,”Anda dapat memasuki Kraton tapi harus melangkahi mayat saya”. Belanda pun mundur dari Kraton tetapi tetap mengurung Kraton. Karena tidak bisa keluar, HB IX memerintahkan abdi dalem keraton Selo Soemardjan (Prof. Dr. Selo Soemardjan pendiri Fisip UI) untuk menghubungi Panglima Soedirman dan Soeharto untuk merencanakan serangan (yang kemudian dikenal dengan “Serangan Oemoem 11 Maret”).

Yogyakarta, sang ibu, kini sedang gundah gulana, selalu berdoa agar anaknya tidak durhaka, agar tidak menjadi malin kundang selanjutnya. Jangan hanya karena keserakahan dan kekuasaan sang anak lupa kepada ibu yang telah membesarkan, meski sang ibu tidak butuh pengakuan, sang ibu tetap tegar melintasi jaman. Sang ibu tetap akan selalu dikenang. Jaya bangsaku, maju negeriku. [ Dedicated to my Great Teacher]

Thursday, September 8, 2011

Negeri Diatas Awan [1] : Ilmu Kebal

Siapa tak kenal Indonesia (nusantara), siapa tak kenal mistik yang disini, berbagai macam ilmu non fisik (mistik) dengan berbagai macam aliran banyak sekali dijumpai di negeri ini, tak terkecuali ilmu kebal. Banyak penjelasan tentang ilmu ini, tetapi secara terminology berarti tidak mempan terhadap segala benda, tidak merasakan sakit bila terkena benda diluar tubuh kita, "otot kawat balung wesi", karena sangat kebal dan bahkan melebihi takaran-nya (kegunaannya), berakibat "muka" yang memilikinya ikut kebal?, kalimat yang terakhir ini hanya sindiran bagi mereka yang bermuka kebal dan bukan memiliki ilmu tersebut. Mereka yang berkuasa, mereka yang memiliki kekuasaan untuk mengatur orang lain telah menjadi bagian dari orang yang kebal mukanya. Tanpa rasa malu, tanpa rasa takut dan tanpa rasa yang mungkin mereka sudah tidak berasa, semua kejahatan yang dulu kita kenal sebagai "maling" (pencuri) telah merambah ke semua aspek. Dan akibatnya, apakah mereka akan diadili? apakah mereka akan masuk penjara? seberapa lama mereka di penjara? Kini negeri ini telah menjadi "penjara dunia" yang sangat luas, melebihi gaza di negeri Palestina. 
Sebuah penggalan karya sastra jaman Majapahit :
  1. Warna-warna kang bebaya Angrusaken Tanah Jawi [Bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa rusak],
  2. Sagung tiyang nambut karya Pamedal boten nyekapi [Orang yang bekerja hasilnya tidak mencukupi],
  3. Priyayi keh beranti [Para priyayi banyak yang susah hatinya],
  4. Sudagar tuna sadarum [Saudagar selalu menderita rugi],
  5. Wong glidhik ora mingsra [Orang bekerja hasilnya tidak seberapa],
  6. Wong tani ora nyukupi [Orang tanipun demikian juga],
  7. Pametune akeh sirna aneng wana [Penghasilannya banyak yang hilang di hutan].

Jika kita menyimak penggalan kalimat diatas yang merupakan sebuah karya sastra pada jaman akhir kerajaan Majapahit. Banyak orang mengatakan itu ramalan sabdo palon, tetapi tidak sedikit orang memberikan pengakuan bahwa karya itu tidak ramalan, tetapi merupakan sebuah "summary" atas perjalanan hidup seseorang, di budaya jawa dikenal sebagai "suluk". Terlepas dari kontroversi tersebut, cobalah anda baca sekali lagi, hal itu sekarang benar-benar terjadi. Orang bekerja hasilnya tidak mencukupi, rasa kekurangan dan hantu inflasi telah membuat budaya korupsi merajalela di negeri ini. Pendidikan yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan di negeri ini pun tak luput dari ancaman ini. Semoga bangsa ini lebih banyak belajar dan membaca, khususnya buat generasi muda, agar tragedi Majapahit tidak terulang lagi. Maju bangsaku, jaya negeriku.