Showing posts with label Pendidikan Karakter. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan Karakter. Show all posts

Wednesday, June 12, 2013

Seri Budi Pekerti : Kunti sang Bunda

Ditengah carut marutnya negeri ini, ditengah-tengah antara penguasa dan penjahat yang berkuasa di negeri ini, ada beberapa hal yang harus terus menerus tanpa bosan kita benahi agar negeri ini tetap tegak berdiri meski kiamat tinggal satu hari. Salah satu cara membenahi adalah dengan melakukan dan melaksanakan pendidikan budi pekerti lintas generasi melalui budaya luhur bangsa kita yang sebagian orang meyakini itu pernah terjadi, pertarungan keluarga Bharata di medan perang Bharatayuda. Tulisan yang pernah saya publikasi di blog saya ini menampilkan tokoh-tokoh dalam keluarga bharata yang dapat dijadikan cermin tentang perilaku baik dan buruk. Dewi Drupadi, Wisanggeni, Sengkuni, Antasena dan Semar, dan berikut ini satu sosok lagi karakter yang saya coba tuliskan tentang kisah perjuangan seorang ibu bernama Dewi Kunti.

Tuesday, September 13, 2011

Seri Budi Pekerti : Dewi Drupadi Kehormatan Yang Tidak Tergantikan

Drupadi  adalah  putra  Prabu Drupada   raja   Pancalaradya. Ia diperistri  oleh  Prabu  Yudistira  dan berputra   seorang   yaitu   Raden Pancawala.  Drupadi  menjadi  istri Yudistira, sedangkang cerita versi India, Drupadi merupakan istri dari kelima satria pandawa (Poliandri) yang dalam budaya jawa merupakan suatu larangan (Terjadinya perbedaan cerita antara kitab Mahabharata dengan cerita dalam pewayangan Jawa karena pengaruh perkembangan agama Islam di tanah Jawa. Setelah kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu runtuh, munculah Kerajaan Demak yang bercorak Islam. Pada masa itu, segala sesuatu harus disesuaikan dengan hukum agama Islam.

Tuesday, July 12, 2011

Seri Budi Pekerti : Wisang Geni Manusia Setengah Dewa

Salah satu tokoh dalam keluarga pandawa dalam cerita bharatayudha (jawa) yang tidak ditemui dalam versi India (Mahabharta), seperti halnya antasena, dia merupakan keturunan dari Pandawa, melalui Arjuna yang beristrikan seorang Dewi yang merupakan anak dari bathara(dewa) brama  yang bernama Dresanala, yang bertempat tinggal di khayangan (bukan surga). 

Monday, May 23, 2011

Seri Budi Pekerti : Seng Kuni


Sengkuni atau Sakuni adalah patih di Hastina, la putra Prabu Kiswara / Suwala / Suprala. Saudaranya ada empat yaitu Gandara, Gendari, Harya Sarabasata, Harya Gajaksa. Nama lain Sengkuni adalah Harya Suman, Trigantalpati, Suwalaputra. Bertempat di Plasajenar, istrinya Dewi Sukesti, berputra Arya Antisura, Arya Surabasah, Dewi Antiwati (istri Patih Udawa) cerita, Sengkuni adalah jelmaan dari Batara Dwapara yaitu dewa perusak, musuh dari semua kebaikan. Maka Sengkuni juga berwatak buruk, licik, tidak tahu tatakrama, sombong dan watak buruk, artinya, cocok dengan wujudnya. Ketika kakaknya, Gendari menjadi prameswari Destarata, Sengkuni dijadikan patihnya, dan selalu mempengaruhi Kurawa supaya memusuhi Pandawa.

Sunday, December 19, 2010

Seri Budi Pekerti : ANTASENA


Sufi yang terlupakan
Anda tak akan menemukan tokoh ini pada versi Mahabarata aslinya, versi India. Karena tokoh Antasena hanya ada di kisah wayang gubahan Jawa. Pun hanya ada di Yogyakarta. Pada wayang Surakarta, nama Antasena juga ada, tapi Antasena di sini, hanya nama lain dari tokoh Antareja. Sedang di Yogyakarta, Antasena dan Antareja dikisahkan sebagai dua karakter yang berbeda, walaupun keduanya sepertinya sama-sama diciptakan sebagai sosok 'pencari' makna kehidupan sejati, tapi nuansa tingkah-laku mereka sangat berbeda[Pitoyo Amrih]

Sunday, November 21, 2010

Seri Budi Pekerti : SEMAR


Semar adalah putra Sanghyang Wenang dan Dewi Wkanti. Saudaranya ada dua yaitu Sanghyang Antaga (Togog) dan Sanghyang Manikmaya (Batara Guru). Tiga bersaudara itu berasal dari telor yang bercahaya. Ketika dipuja oleh Sanghyang Tunggal telor itu pecah kulitnya menjadi Togog.
Putihnya menjadi Semar dan kuning telor itu menjadi Batara Guru, Pada waktu rnasih di kahyangan Semar bernama Sanghyang Ismaya dan mempunyai istri bernama Dewi Kanasiri. Berputra sepuluh orang yaitu Sanghyang : Bongkokan, Temburu, Kiwera, Mahyati, Siwah Surya, Canda, Yamadipati, Kamajaya, Darmanastiti.