Wednesday, June 12, 2013

Seri Budi Pekerti : Kunti sang Bunda

Ditengah carut marutnya negeri ini, ditengah-tengah antara penguasa dan penjahat yang berkuasa di negeri ini, ada beberapa hal yang harus terus menerus tanpa bosan kita benahi agar negeri ini tetap tegak berdiri meski kiamat tinggal satu hari. Salah satu cara membenahi adalah dengan melakukan dan melaksanakan pendidikan budi pekerti lintas generasi melalui budaya luhur bangsa kita yang sebagian orang meyakini itu pernah terjadi, pertarungan keluarga Bharata di medan perang Bharatayuda. Tulisan yang pernah saya publikasi di blog saya ini menampilkan tokoh-tokoh dalam keluarga bharata yang dapat dijadikan cermin tentang perilaku baik dan buruk. Dewi Drupadi, Wisanggeni, Sengkuni, Antasena dan Semar, dan berikut ini satu sosok lagi karakter yang saya coba tuliskan tentang kisah perjuangan seorang ibu bernama Dewi Kunti.
Kunti adalah putri Prabu Kuntiboja dan Dewi BondaSari Kuntiboja adalah raja Mandura, Nama lainnya adalah Dewi Prila. la menjadi istri Prabu Pandu dan mempunyai tiga orang putra yaitu Yudistira, Werkudara dan Janaka. Selain itu ia juga mengakui putra Dewi Madrim (istri kedua dari Pandu) yaitu Nakula dan Sadewa sebagai putranya setelah Dewi Madrim meninggal. Dengan  sabar dan penuh kasih sayang Nakula dan Sadewa diasuh seperti anaknya sendiri. Dididik dengan ajaran yang baik, sehingga semua putranya juga berwatak baik dan menjadi satria utama yang luhur budi pekertinya
Kelima anaknya dieknal dengan nama Pandawa yang berarti keturunan dari Pandu. Secara lahiriah yudistira, werkudara dan janaka adalah putra Pandu dan satu lagi putra Kunti yaitu Karna yang menggadaikan keseteiaannya pada Raja Astina Duryudana yang berayahkan seorang dewa.  Kunti adalah seorang ibu yang sabar, bijaksana, selalu bertutur kata lembut sehingga semua anaknya juga meniru watak ibunya. Semua anaknya juga sangat sayang dan patuh pada ibunya. Ini terbukti Kunti selalu mengikuti kemanapun Pandawa pergi, baik dalam masa pembuangan selama 13 tahun di hutan, karena kalah bermain dadu dan pada waktu Yudistira menjadi menjadi Indraprasta. Makna untuk budi pekerti :
  1. Yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan pula.
  2. Jadilah seorang ibu yang dapat dijadikan panutan anak-anaknya menuju ke hal yang baik dan mulia
  3. Sebagai seorang istri harus dapat membantu dan memberi saran yang baik pada suami.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.