Showing posts with label Religion. Show all posts
Showing posts with label Religion. Show all posts

Thursday, July 28, 2011

Terjemahan Doa Kumayl

Ya Allah,
Aku bermohon pada-Mu,
dengan rahmat-Mu Yang memenuhi segala sesuatu,
dengan kekuasaan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu,
dan karenanya merunduk segala sesuatu,
dengan kemuliaan-Mu yang mengalahkan segala sesuatu,
dengan kekuatan-Mu yang tak tertahankan oleh segala sesuatu, dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu,
dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi segala sesuatu,
dengan wajah-Mu yang kekal setelah punah segala sesuatu,
dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesuatu,
dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu,
dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu.

Wahai Nur,
Wahai Yang Mahasuci.
Wahai yang Awal dari segala yang awal.
Wahai Yang Akhir dari segala yang akhir.

Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang meruntuhkan penjagaan.
Ya, Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana.
Ya, Allah,
ampuni dosa-dosaku yang merusak karunia.
Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang menahan do`a.
Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku yang menurunkan bala`.
Ya Allah,
ampunilah dosa yang telah kulakukan
dan segala kesalahan yang telah kukerjakan.

Ya Allah,
aku datang menghampi-Mu dengan zikir-Mu,
aku memohon pertolongan -Mu dengan diri-Mu,
aku bermohon pada-Mu dengan kemurahan-Mu,
dekatkan daku keharibaan-Mu,
sempatkan daku untuk bersyukur pada-Mu,
bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu.

Ya Allah,
aku bermohon pada-Mu dengan permohonan
hamba yang rendah, hina dan ketakutan, maafkan daku, sayangi daku,
dan jadikan daku ridha dan senang pada pemberian-Mu.

Ya Allah,
aku bermohon pada-Mu,
dengan permohonan orang yang berat keperluannya,
yang ketika kesulitan menyampaikan hajatnya pada-Mu,
yang besar kedambaannya untuk meraih apa yang ada disisi-Mu.

Ya Allah,
Maha besar kekuasaan-Mu, Maha tinggi kedudukan-Mu,
Selalu tersembunyi rencana-Mu,
Selalu tampak kuasa-Mu, selalu tegak kekuatan-Mu,
Selalu berlaku kodrat-Mu, takmungkin lari dari pemerintahan-Mu.

Ya Allah,
tidak kudapatkan pengampun bagi dosaku,
tiada penutup bagi kejelekanku,
tiada yang dapat menggantikan amalku yang jelek dengan kebaikan, melainkan Engkau.

Tiada Tuhan kecuali Engkau.
Maha suci Engkau dengan segala puji-Mu.
Telah aku aniaya diriku, telah berani aku melanggar,
karena kebodohanku, tetapi aku tetap tanteram,
karena bersandar pada sebutan-Mu dan karunia-Mu padaku.

Ya Allah, Pelindungku,
betapa banyak kejelekkan diriku telah Kau tutupi,
betapa banyak malapetaka telah Kau atasi,
betapa banyak rintangan telah Kau singkirkan,
betapa banyak bencana telah Kau tolakkan,
betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku telah Kau sebarkan.

Ya Allah,
besar sudah bencanaku,
berlebihan sudah kejelekan keadaanku,
rendah benar amal-amalku,
berat benar belenggu (kemalasanku).
Angan-angan panjang telah menahan manfaat dari diriku,
dunia dengan tipuannya telah memperdayaku,
dan diriku (telah terpedaya) karena ulahnya,
dan karena kelalaianku.

Wahai Junjunganku,
aku bermohon pada-Mu dengan seluruh kekuasan-Mu,
jangan Kau tutup do`aku, karena kejelekan amal dan perangaiku,
jangan Kau ungkapkan rahasiaku yang tersembunyi
yang telah Engkau ketahui,

Jangan Engkau segerakan siksa padaku karena perbuatan buruk
dan kejelekan yang kulakukan dalam kesendirianku,
karena kebiasaanku melanggar batas, dan kebodohanku,
karena banyaknya nafsuku dan kelalaianku.

Ya Allah,
dengan kemulian-Mu,
sayangi aku dalam segala keadaan, kasihi aku dalam segala perkara.

Ilahi Rabbi,
kepada siapa lagi selain Engkau,
aku memohon dihilangkan kesengsaraanku, dan diperhatikan urusanku.

Ilahi Pelindungku,
Engkau kenakan padaku hukum,
tetapi disitu aku ikuti hawa nafsuku;
aku tidak cukup waspada terhadap tipuan (setan) musuhku,
maka terkecohlah aku lantaran nafsuku,
dan berlakulah ketentuan-Mu atas diriku
ketika kulanggar sebagian batas yang Kau tetapkan bagiku,
dan kubantah sebagian perintah-Mu.
Namun bagi-Mu segala pujiku atas semuanya itu;
Tiada alasan bagiku (menolak) ketentuan yang Kau tetapkan bagiku,
demikian pula hukum dan ujian yang menimpaku.
Aku datang kini menghadap-Mu,

Ya Ilahi …….,
dengan segala kekuranganku,
dengan segala kedurhakaanku (pelanggaranku),
sambil menyampaikan pengakuan dan penyesalanku
dengan hati yang hancur luluh,
memohon ampun dan berserah diri,
dengan rendah hati mengakui segala kenistaanku.

Karena segala cacatku ini,
tiada aku dapatkan tempat melarikan diri,
tiada tempat berlindung untuk menyerahkan urusanku,
selain pada kehendak-Mu untuk menerima pengakuan kesalahanku
dan memasukkan aku pada kesucian kasih-Mu.

Ya Allah,
terimahlah pengakuanku, kasihanilah beratnya kepedihan,
lepaskan aku dari kekuatan belengguku.

Ya Rabbi,
kasihanilah kelemahan tubuhku,
kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku.

Wahai Tuhan yang mula-mula menciptakanku,
menyebutku, mendidikku, memperlakukanku dengan baik, dan memberiku kehidupan,
karena permulaan karunia-Mu, karena Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan,
berilah aku karunia-Mu.

Ya Allah,
Junjungan-ku, Pemelihara-ku,

Apakah Engkau akan menyikasaku dengan api-Mu,
setelah aku mengesakan-Mu,
setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu,
setelah lidahku bergetar menyebut-Mu,
setelah jantungku terikat dengan cinta-Mu,
setelah segala ketulusan pengakuan-ku dan permohonan-ku,
seraya tunduk bersimpuh pada rububiah-Mu ?.

Tidak,
Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang engkau ayomi,
atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan,
atau menyisikan orang yang Engkau naungi,
atau menjatuhkan bencana pada orang
yang Engkau cukupi dan Engkau sayangi,
aduhai diriku!,

Junjungan-ku, Tuhan-ku, Pelindung-Ku !,
Apakan Engkau akan melemparkan keneraka wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesarab-Mu,
lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan ke-Esaan-Mu dan dengan pujian mensyukuri nikmat-Mu,
kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui uluhiah-Mu,
hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau,
sehingga bergetar katakutan,
tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk mengabdi-Mu dan dengan merendah memohon ampunan-Mu ? Tidak sedemikian itu persangkaan kami tentang-Mu,
padahal telah diberitakan pada kami tentang keutamaan-Mu.

Wahai pemberi karunia, wahai pemelihara !

Engkau mengetahui kelemahanku
dalam menanggung sedikit dari bencana dan siksa dunia
serta kejelekan yang menimpa penghuninya;
Padahal semua (bencana dan kejelekan) itu singkat masanya, sebentar lalunya, dan pendek usianya.
Maka apakah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat dan kejelekan hari akhir yang besar,
bencana yang panjang masanya dan kekal menetapnya, serta tidak diringankan bagi orang yang menanggungnya;
sebab semuanya tidak terjadi, kecuali karena murka-Mu, karena balasan-Mu.
Inilah, yang bumi dan langit pun tak sanggup memikulnya.

Wahai Junjungan-Ku,
bagai mana mungkin aku (menanggungnya)?,
padahal aku hamba-Mu yang lemah, rendah, hina, malang, dan papa.
Urusan apalagi kiranya yang akan aku adukan pada-Mu ?

Mestikah aku menangis menjerit, karena kepedihan dan beratnya siksa, atau karena lamanya cobaan ?
SekiranyaEngkau siksa aku beserta musuh-musuh-Mu,
dan Engkau himpunkan aku bersama penerima bencana-Mu,
dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih dan kecintaan-Mu, ohh….. seandainya aku.

Ya Ilahi,
Junjungan-ku, Pelindung-ku, Tuhan-ku.
Sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu,
mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dari-Mu ?.

Dan seandainya
aku dapat bersabar menahan panas api-Mu,
mana mungkin aku bersabar tidak melihat kemulyaan-Mu ?.
Mana mungkin
aku tinggal di neraka, padahal harapanku hanya maaf-Mu !.

Demi kemuliaan-Mu,
wahai Junjungan-Ku, Pelindung-Ku !
Aku bersumpah dengan tulus;
sekiranya Engkau biarkan aku berbicara disana, ditengah penghuninya, aku akan menangis, tangisan mereka yang menyimpan harapan,
aku akan menjerit, jeritan mereka yang memohon pertolongan,
aku akan merintih, rintihan yang kekurangan.
Sungguh,
aku akan menyeru-Mu, dimanapun Engkau berada.

Wahai, Pelindung kaum mukminin,
Wahai tujuan harapan kaum arifin,
Wahai lindungan kaum yang memohon perlindungan,
Wahai kekasih kalbu para pencinta kebenaran,
Wahai Tuhan seru sekalian alam.

Maha suci Engkau Ilahi, dengan segala puji-Mu !
Akankah Engkau dengar disana suara hamba muslim
yang terpenjara dengan keingkarannya,
yang merasakan siksanya karena kedurhakaannya,
yang terperosok ke dalam nya karena dosa dan nistanya;
ia merintih pada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu,
ia menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu,
ia bertawasul pada-Mu dengan rububiah-Mu,

Wahai Pelindung-ku !
Bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa,
padahal ia berharap pada kebaikan-Mu yang terdahulu.
Mana mungkin neraka menyakitinya,
padahal ia mendambakan karunia dan kasih-Mu.
Mana mungkin nyalanya membakarnya,
padahal Engkau dengar suaranya dan Engkau lihat tempatnya,
Mana mungkin jilatan api mengurungnya,
padahal Engkau mengetahui kelemahannya.
Mana mungkin ia jatuh bangun didalamnya,
padahal Engkau mengetahui ketulusannya.
Mana mungkin Zabaniyah menghempasnya,
padahal ia memanggil-manggil -Mu : Ya Rabbi … !
Mana mungkin ia mengharapkan karunia kebebasan dari padanya, lalu Engkau meninggalkannya disana,

Tidak,
tidak demikian sangkaku pada-Mu.
Tidak mungkin seperti itu perlakuan-Mu terhadap kaum beriman,
melainkan kebaikan dan karunialah yang Engkau berikan.
Dengan yakin aku berani berkata,
kalau bukan karena keputusan-Mu
untuk menyiksa orang yang mengingkari-Mu dan putusan-Mu
untuk mengekalkan disana orang-orang yang melawan-Mu,
tentu

Engkau jadikan api seluruhnya sejuk dan damai,
tidak akan ada lagi disitu tempat tinggal
dan menetap bagi siapapun.
Tetapi Maha Kudus nama-nama-Mu,

Engkau telah bersumpah,
untuk memenuhi neraka dengan orang-orang
kafir dari golongan Jin dan Manusia seluruhnya.
Engkau akan mengekalkan disana kaum durhaka.
Engkau dengan segala kemuliaan puji-Mu,

Engkau berkata ,
setelah menyebutkan nikmat yang Engkau berikan
“Apakah orang mukmin seperti orang kafir, sungguh tidak sama mereka itu”.

Ilahi, Junjungan-ku,
Aku memohon pada-Mu,
dengan kodrat yang telah Engkau tentukan,
dengan qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan,
dan yang telah Engkau tentukan berlaku pada
orang-orang yang dikenai ;

Ampunilah bagi-ku, dimalam ini, disaat ini,
semua nista yang pernah aku kerjakan,
semua dosa yang pernah aku lakukan,
semua kejelekan yang pernah aku rahasiakan,
semua kedunguan yang pernah aku amalkan,
yang aku sembunyikan atau tampakkan,
yang aku tutupi atau yang aku tunjukkan.
Ampunilah semua keburukan
yang telah Engkau suruhkan malaikat mencatatnya.
Mereka yang telah Engkau tugaskan untuk merekam

Segala yang ada padaku,
mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi
bersama seluruh anggota badanku,
dan Engkau sendiri mengawal di belakang mereka,
menyaksikan apa yang tersembunyi pada mereka.
Dengan rahmat-Mu, Engkau sembunyikan kejelekan itu
Dengan kerunia-Mu, Engkau menutupinya.
Perbanyaklah bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan, atau setiap karunia yang Engkau limpahkan,
atau setiap keberuntungan yang Engkau sebarkan,
atau setiap rezeki yang Engkau curahkan,
atau setiap dosa yang Engkau ampunkan,
atau setiap kesalahan yang Engkau sembunyikan.

Ya Rabbi … Ya Rabbi … Ya Rabbi…
Ya Ilahi, Junjungan-ku, Pelindung-ku, Pemilik nyawa-ku !
Wahai Dzat yang ditangan-Nya ubun-ubunku !
Wahai yang mengetahui kesengsaraan dan kemalangan-ku !
Wahai yang mengetahui kefakiran dan kepapaan-ku !

Ya Rabbi … Ya Rabbi … Ya Rabbi …
Aku memohon pada-Mu dengan kebenaran dan kesucian-Mu,
dengan keagungan sifat dan Asma`-Mu !
Jadikan waktu-waktu malam dan siang-ku,
dipenuhi dengan zikir pada-Mu,
dihubungkan dengan kebaktian pada-Mu,
diterima amalku disisi-Mu,
sehingga jadilah amal dan wiridku
seluruhnya wirid yang satu,
dan kekalkanlah selalu keadaanku dalam berbakti pada-Mu.

Wahai Dzat yang kepada-Nya aku percayakan diriku !
yang kepada-Nya aku adukan keadaanku !

Ya Rabbi … Ya Rabbi … Ya Rabbi …
Kokohkan anggota badanku untuk berbakti pada-Mu.
Teguhkan tulang-tulangku untuk melaksanakan niatku.
Karuniakan pada-ku kesungguhan untuk bertakwa pada-Mu, kebiasan untuk meneruskan bakti pada-Mu,
sehingga aku bergegas menuju-Mu bersama para pendahulu
dan berlari kearah-Mu bersama orang-orang terkemuka,
merindukan dekat pada-Mu bersama yang merindukan-Mu.
Jadikan daku dekat pada-Mu, dekatnya orang-orang yang ikhlas
dan takut pada-Mu, takutnya orang-orang yang yakin.
Sekarang aku berkumpul dihadirat-Mu bersama kaum mukminin.

Ya Allah !
siapa yang berbaksud buruk padaku, tahanlah dia,
siapa yang memperdayakan-ku, gagalkanlah dia.
Jadikan aku hamba-Mu yang paling baik nasibnya disisi-Mu.
yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu,
yang paling istimewa tempatnya didekat-Mu,

Sungguh,
semua ini tidak akan tercapai, kecuali dengan karunia-Mu.
Limpahkan padaku kemurahan-Mu,
sayangi aku dengan kebaikan-Mu,
jaga diriku dengan rahmat-Mu,
gerakkan lidah-ku untuk selalu berzikir pada-Mu,
penuhi hatiku supaya selalu mencintai-Mu,
berikan padaku yang terbaik dari ijabah-Mu,
hapuskan bekas kejatuhanku,

Ampuni ketergelinciranku.
Sungguh,
telah Engkau wajibkan hamba-hamba-Mu beribadah pada-Mu,
Engkau perintahkan mereka untuk berdo`a pada Mu,
Engkau jaminkan pada mereka ijabah-Mu.

Karena itu, kepada-Mu,
Ya Rabbi,
aku hadapkan wajah-ku, kepada-Mu,

Ya Robbi,
aku ulurkan tangan-ku, demi kebesaran-Mu,
perkenankan do`a-ku,
sampaikan daku pada cita-citaku,
jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu,
lindungi aku dari kejahatan Jin dan Manusia
musuh-musuhku.

Wahai yang Maha cepat ridhonya !
Ampunilah orang yang tidak memiliki apapun kecuali do`a,
karena Engkau perbuat apa kehendak-Mu.

Wahai yang namanya adalah obat,
yang zikir-Nya adalah penyembuhan,
yang ketaatan-Nya adalah kekayaan !
Kasihanilah orang yang hartanya hanya harapan,
dan senjatanya hanya tangisan.

Wahai Penabur karunia !
Wahai Penolak bencana !

Wahai Nur,
yang menerangi mereka
yang terhempas dalam kegelapan,

Wahai yang maha tahu tanpa diberi tahu,
sampaikan rahmat-Mu
pada Muhammad dan Keluarga Muhammad.

Lakukan pada-ku
apa yang layak bagi-Mu.

Semoga Allah
melimpahkan kesejahteraan
pada Rasul-Nya serta para Imam yang mulia dari Keluarganya;
Sampaikan salam pada mereka. 



Referensi gambar : http://members.ozemail.com.au/~zaynabelfatah/DoaKumayl.htm

Thursday, May 26, 2011

Kiblat : Sudahkah tepat arah kiblat anda?


Sebagai orang yang memiliki kompetensi dalam bidang TIK, tentulah tidak 'pas' jika saya mencoba menguraikan tentang arah kiblat, yang banyak ditekuni oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu falak, tetapi dalam artikel saya mencoba menerus hasil riset tentang cara menentukan kiblat berbasiskan matahari. Kiblat adalah kata dalam bahasa arab yang merujuk arah yang dituju kaum muslim, baik suni atau syiah, saat mendirikan salat.
Pada mulanya, kiblat mengarah ke Yerusalem. Menurut Ibnu Katsir, Rasulullah SAW dan para sahabat salat dengan menghadap Baitul Maqdis. Namun, Rasulullah lebih suka salat menghadap kiblatnya Nabi Ibrahim, yaitu Ka'bah. Oleh karena itu beliau sering salat di antara dua sudut Ka'bah sehingga Ka'bah berada di antara diri beliau dan Baitul Maqdis. Dengan demikian beliau salat sekaligus menghadap Ka'bah dan Baitul Maqdis.

Setelah hijrah ke Madinah, hal tersebut tidak mungkin lagi. Ia salat dengan menghadap Baitul Maqdis. Ia sering menengadahkan kepalanya ke langit menanti wahyu turun agar Ka'bah dijadikan kiblat salat. Allah pun mengabulkan keinginan beliau dengan menurunkan ayat 144 dari Surat al-Baqarah:

Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (Maksudnya ialah Nabi Muhammad SAW sering melihat ke langit mendoa dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah).


Beberapa waktu lalu di internet muncul tulisan Usep Fathudin, mantan Staf Khusus Menteri Agama, yang mengungkap beragam arah kiblat masjid-masjid di Jakarta. Kesahihan kiblat suatu masjid, menurutnya, perlu dicapai sebelum masjid dibangun. Hal itu karena pergeseran 1 sentimeter saja bisa berarti 100 kilometer penyimpangan jaraknya. Kita sering terbawa pada kerumitan matematis (yang sebenarnya tidak perlu) ketika menginginkan akurasi tinggi dalam penentuan arah kiblat. Kesalahan satu derajat di Indonesia (yang berjarak sekitar 8000 km untuk Jawa Barat) bisa menyebabkan penyimpangan besar di Mekkah (sekitar 140 km pada jarak tersebut). Hal serupa bisa kita balikkan. Kalau di Indonesia ada shaf sangat panjang sepanjang 140 km (sekitar jarak Jakarta-Bandung), untuk menghadap ke titik ka’bah arahnya akan sama dengan deretan orang memanjang ke belakang sampai jarak 40 meter dari ka’bah, dengan sudut hanya sekitar 1 derajat. Jadi jangan membayangkan bila menghadap ke titik Ka’bah atau masjidil haram seolah garis shaf akan melengkung.
Thomas, pakar astronomi dan astrofisika, mengemukakan bahwa ada penentuan arah kiblat yang menggunakan bayangan Matahari.Matahari yang tampak dari semua penjuru Bumi dapat dijadikan penunjuk lokasi Kabah. Begitu pula bayangan benda tegak pada waktu itu juga dapat menjadi menentu arah ke kiblat. Selain itu untuk daerah yang tidak mengalami siang, sama dengan Mekkah, waktu yang digunakan adalah saat Matahari di atas titik yang diametral dengan Mekkah. Berikut ini jadwal matahari tepat berada diatas ka'bah tahun 2011-2015 yang diambil dari harian Kompas tanggal 26 Mei 2011 :

Hari
Tanggal
Waktu(WIB)
Sabtu
Sabtu
Sabtu
Minggu
Senin
Selasa
Senin
Selasa
Rabu
Selasa
Rabu
Kamis
Rabu
Kamis
28 Mei 2011
16 Juli 2011
27 Mei 2012
15 Juli 2012
27 Mei 2013
28 Mei 2013
15 Juli 2013
16 Juli 2013
28 Mei 2014
15 Juli 2014
16 Juli 2014
28 Mei 2015
15 Juli 2015
16 Juli 2015
16.17.54
16.26.43
16.17.52
16.26.42
16.17.51
16.17.58
16.26.40
16.26.45
16.17.56
16.26.39
16.26.45
16.17.54
16.26.39
16.26.44

Prinsipnya, saat matahari tepat diatas ka'bah, maka seluruh daerah di bumi yang masih mendapatkan sinar matahari dapat melihat arah kiblat dengan melihat bayangan yang dihasilkan dari sinar matahari yang mengenai sebuah benda, dalam hal ini bisa sebuah tonggak [sumber arkanuddin 2009, sudibyo 2011]. Cara ini paling mudah dan sederhana tetapi akruasinya tinggi. Masalah yang muncul dari cara menentukan kiblat seperti ini adalah tidak adanya sinar matahari, misal dalam keadaan mendung atapun mendekati malam

Referensi :