Showing posts with label Jaringan Komputer. Show all posts
Showing posts with label Jaringan Komputer. Show all posts

Monday, May 30, 2011

Konfigurasi Packet Tracer : Routing Dinamis pada Router


Fungsi utama dari sebuah router adalah melakukan proses routing baik secara statis maupun secara dinamis. Salah satu alasan mengapa seorang administrator jaringan menggunakan routing yang dinamis yaitu ukuran dari jaringan komputer baik dari sisi kapasitas maupun kapabilitas yang sangat besar dan tidak mungkin menggunakan pilihan routing yang statis. Dalam routing dinamis ada bagian yang tidak ada dalam routing statis, yaitu penggunaan protokol. Protokol yang digunakan antara lain RIP versi 1 dan 2, IGRP, EIGRP, OSPF dan IS-IS, serta untuk jaringan skala besar dengan BPG dan EGP. Semua protokol yang disebutkan berjalan pada IPv4, sedangkan untukIPv6 masih dalam proses pengembangan.
Protokol routing dinamis adalah sebuah protokol yang digunakan untuk pertukaran informasi routing tabel antar router dalam sebuah jaringan komputer, sehingga seorang administrator tidak perlu menuliskan routing tabel pada sebuah router seperti halnya pada routing statis. Selain itu, penggunaan protokol ini dapat memberikan ruang hubungan antara router berlangsung secara otomastis dan tercapainya sebuah jalur pengiriman paket data yang terpendek. Tetapi, seorang administrator tidak boleh bersifat kaku dalam menentukan cara routing pada router, adminstrator harus lentur dan memiliki visi dalam membangun sebuah routing, karena kadang kala penggunaan routing statis lebih efisien dibandingkan dengan routing dinamis, mengingat kebutuhan sumber daya peralatan jaringan yang harus diatas rata-rata jika kita menggunakan routing dinamis, belum permasalahan bandwidth yang harus tersedia cukup lebar. Router yang diproduksi oleh Cisco Network sangat mendukung prosedur routing baik statis atau dinamis, karena proses routing ini didukung oleh IOS atau sistem operasi milik cisco router, dengan versi yang semakin tinggi semakin lengkap dukungannya pada routing dinamis. Tetapi yang perlu diwaspadai adalah kapasistas RAM yang diimiliki oleh router tersebut, karena pertukarana data routing antar router yang otomatis ini akan menghabis ruang memori di RAM dan harus ada mekanisme jalannya alogoritma routing untuk menentukan lintasan terpendek yang dapat dicapai dalam proses routing.

Wednesday, May 18, 2011

Password Recovery di Cisco seri 800



Pernahkah anda kebingungan ketika lupa nama password (kata kunci) yang harus anda masukkan ketika anda menggunakan peralatan cisco router seri 800. Jangan bingung baca saja artikel berikut ini.
Artikel ini ditulis dengan mengacu produk cisco router seri 800 dan anda dapat membaca tutuorialnya di situs resmi miliki cisco (http://www.cisco.com/). Password yang digunakan untuk memberikan rasa aman kepada pengguna, dalam hal ini adalah cisco router, dapat saja lupa atau diganti oleh orang lain tanpa sepengetahuan anda. Password yang diijinkan untuk diaktifkan di peralatan router ini ada 2 macam, password untuk konsol dan password untuk telnet. Membuat password untuk konsol :
  1. Masuk dalam konsol router, melalui hyper terminal atau tera term menggunakan kabel konsol yang disambungkan ke konverter usb cH304.
  2. Ketikan perintah enable, kemudian tekan enter, untuk masuk ke Privileged exec mode
  3. Setelah masuk ke prompt ini, yang ditandai dengan tanda #, maka selanjutnya ketikan configure terminal. kemudian sesuaikan perintah seperti pada konfigurasi berikut ini :
  • Paris(config-line)#password cisco
  • Paris(config-line)#login
  • Paris(config-line)#exit


Ketika password cisco yang kita buat atau lupa maka langkah yang harus anda lakukan adalah dengan menghilangkan password lama dengan cara mengembalikan lagi konfigurasi awal dari peralatan tersebut, konsekuensinya anda akan kehilangan setting-an atau konfigurasi lama yang telah anda buat, bukannya membongkar cisco seperti pada gambar berikut. Jangan panik, lakukan urutan perintah berikut ini :

  1. Masuk ke konsol menggunakan kabel yang telah direkomendasikan.
  2. Hidupkan peralatan router anda, dalam keadaan boot, tekan tombol keyboard ctrl+c.
  3. Setelah itu akan muncul prompt boot#
  4. Jika tidak ulangi dari awal hingga muncul prompt tersebut.
  5. Setelah prompt boot# muncul, ketikan set ios-conf = 142
  6. Jika tidak menginginkan menghapus password maka angka yang digunankan adalah 141
  7. Kemudian sebelum router tersebut di restart, ketikan perintah save

Friday, May 13, 2011

VLSM


Variabel Length Subnet Mask atau yang disingkat sebagai VLSM merupakan sarana mengalokasikan alamat IP yang telah di subnet untuk kebutuhan sumber daya jaringan computer yang jangakuannya luas yang sesuai dengan aturan baku yang ada. VLSM mendukung protokol IP routing Cisco, OSPF, Dual IS-IS, BGP-4, dan dukungan EIGRP "classless". Selain itu VLSM juga merupakan pengembangan mekanisme subneting,dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam klasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan, selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Misalkan kita memiliki empat buah network dengan jumlah host yang berbeda-beda untuk tiap networknya. LAN A (12 host), LAN B (28 host), dan LAN C (40 host). IP yang digunakan adalah 192.168.1.1 Bagaimana kita membuat subnet dengan menggunakan VLSM?
Penyelesaian permasalahan diatas kita mulai dari menentukan terlebih dahulu urutan network dengan jumlah host terbanyak dan subnet yang akan digunakan. Dalam kasus ini urutan network mulai dari host terbanyak adalah LAN C, LAN B dan LAN A.
Prefix
Host per Subnet
Blok Subnet
/26
62
64
/27
30
32
/28
14
16
/29
6
8
/30
2
4
Setelah itu, kita buat table subnetting
Subnet
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
Alamat jaringan
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.97
Alamat broadcast
192.168.1.63
192.168.1.96
192.168.1.113
IP pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.98
IP terakhir
192.168.1.62
192.168.1.95
192.168.1.112
Dengan ip hasil subnetting tersebut, kita manfaatkan beberapa IP yang nantinya terbuang percuma, coba kita lihat LAN C yang membutuhkan ip untuk 40 host, 192.168.1.0/26 yang didapat 64 blok subnet atau 62 alamat ip dari subnet mask 255.255.255.192, sehingga kita membuang sebanyak 20 alamat yang mestinya dapat kita gunakan untuk LAN A sebanyak 12 host. Maka kita dapat menggunakan alamat hasil subnetting LAN C yang tidak digunakan dengan melakukkan proses subnetting lagi.
Contoh yang lainnya :
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 172.16.0.0/16

Perhitungan VLSM :
Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host

Untuk 500 host diambil 9 bit sehingga 2^n-2 > jumlah host
Hasilnya 172.16.0.0/23
Alamat Ip yang dihasilkan
172.16.0.0/23 = 172.16.0.1 – 172.16.1.254
172.16.2.0/23 = 172.16.2.1 – 172.16.3.254
172.16.4.0/23 = 172.16.4.1 – 172.16.5.254
Hinggga
172.16.254.0/23 = 172.16.254.1 – 172.16.255.254
Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan. Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 172.16.2.0/24 maka
Alamat Ip yang dihasilkan
172.16.2.0/24 = 172.16.2.1 – 172.16.2.254
172.16.3.0/24 = 172.16.3.1 – 172.16.3.254

Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 172.16.3.0/24
Alamat Ip yang dihasilkan
172.16.3.0/26 = 172.16.3.1 – 172.16.3.90
172.16.3.64/26 =172.16.3.65 – 172.16.3.126
172.16.3.128/26 = 172.16.3.129 – 172.16.3.190
172.16.3.192/26 = 172.16.3.193 – 172.16.3.254

Kebutuhan alamat untuk host yang lain dapat dilanjutkan untuk prefix yang /27, dan /28

Wednesday, April 27, 2011

Konfigurasi Packet Tracer : Routing Statis pada Router


Salah satu tugas yang diemban oleh sebuah router adalah melakukan routing, untuk dapat melakukan konfigurasi router yang digunakan sebagai routing dengan Packet Tracer, maka hendaknya harus mengenal terlebih dahulu tentang paket tracer yang dapat dibaca pada materi Konfigurasi Packet Tracer : Network Fundamental dan KonfigurasiJaringan Komputer dengan Packet Tracer : Peer to Peer.

Wednesday, April 20, 2011

Konfigurasi Packet Tracer : Network Fundamental









Materi posting ini terkait dengan Tes On Line Network Fundamental dengan menggunakan packet tracer :
  1. LAN 1 = 30 host dengan ip 100.10.0.0/27 atau disubnetkan dengan ip yang dapat digunakan 100.10.0.1 hingga 100.10.0.30 dengan subnet mask 255.255.255.224
  2. LAN 2 = 10 host dengan ip 100.10.0.0/28 atau disubnetkan dengan ip yang dapat digunakan 100.10.0.33 hingga 100.10.0.46 dengan subnet mask 255.255.255.240
Perhitungan IP Subnet dapat dibaca dengan klik ini. Kemudia klik PC1 pada packet tracer dan hubungkan ke Router1 via terminal dan konfigurasikan router dengan list berikut ini :

Router(config)#in
Router(config)#interface fa 0/0
Router(config-if)#ip
Router(config-if)#ip a
Router(config-if)#ip ad
Router(config-if)#ip address 100.10.0.1 255.255.255.224
Router(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#inter
Router(config)#interface fa 0/1
Router(config-if)#ip ad
Router(config-if)#ip address 100.10.0.1 255.255.255.240
% 100.10.0.0 overlaps with FastEthernet0/0
Router(config-if)#ip address 100.10.0.33 255.255.255.240
Router(config-if)#no shutdown

%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit
Router#

Kemudian setiing IP komputer PC1 dan PC2 dengan cara seperti pada posting ini, lakukan proses ping jika berhasil akan muncul gambar berikut ini :







Wednesday, April 13, 2011

Konfigurasi Jaringan Komputer dengan Packet Tracer : Peer To Peer



Packet Tracer merupakan perangkat lunak yang direkomendasikan Cisco Networking Academy, untuk membantuk para peserta didik dalam mendesain dan merancang sebuah jaringan komputer dalam bentuk simulasi. Setelah terinstal di komputer, maka jalankanlah Packet Tracer tersebut sehingga akan muncul gambar seperti dibawah ini :


Menu bar pada perangkat lunak ini hampir sama atau dapat dikatakan standar, dengan perangkat lunak yang lain, yang membedakan yaitu adanya menu dalam bentuk gambar yang terletak di bagian bawah, yang justru berperan penting dalam pembuatan komputer dan jaringannya. Untuk mengetahui nama dan fungsi yang direpresentasikan dengan gambar, anda hanya perlu menyorotkan pointer mouse anda ke gambar dan berikutnya di bagian bawah gambar akan muncul nama dan fungsi dari gambar tersebut. Gambar tersebut memiliki jenis-jenis yang terpapar pada kelompok gambar disampinganya, gambar ini yang akan kita gunakan pada layar kerja yang berwarna putih yang dibagian kiri atas tertulis LOGICAL. Cara membuat gambar ini masuk ke dalam layar kerja dengan memilihnya menggunakan pointer mouse, kemudian klik dan tahan serta geser ke layar kerja. Sedangkan menu sebelah kanan layar kerja digunakan untuk editing saja.

Pengertian P2P
Jaringan komputer P2P termasuk sebuah cabang (subset) dari bidang komputasi terdistribusi. Namun komputasi terdistribusi sendiri bukanlah cabang dari P2P. Sebutan “peer-to-peer” mengisyaratkan sebuah hubungan kesetaraan (egalitarian relationship) diantara para peer (baca: pengguna satu dengan yang lainnya). Dan yang terpenting, hubungan ini haruslah menghasilkan interaksi langsung antara komputer pengguna yang satu dengan komputer pengguna lainnya. Tanpa embel-embel ada komputer yang berstatus sebagai client dan berstatus sebagai server dengan menggunakan kabel Cross Over.
Secara teknis, jaringan P2P (peer-to-peer) adalah sebuah jaringan yang memungkinkan semua komputer dalam lingkungannya bertindak/berstatus sebagai server yang memiliki kemampuan untuk mendistribusikan sekaligus menerima berkas-berkas atau sumber daya (resource) yang ada dalam komputer mereka ke komputer lainnya. Jaringan bertipe ini sangat banyak dijumpai di kantor-kantor yang tidak membutuhkan sebuah sentral pengaturan laiknya jaringan client-server. Di internet, jaringan P2P hidup dan berkembang melalui aplikasi-aplikasi populer seperti Napster dan Gnutella.
Cara Membuat P2P di Packet Tracer :
  1. Buka Packet Tracer
  2. Sorot dan aktifkan gambar komputer, kemudian klik dan geser 2 buah gambar komputer.
  3. Sorot dan aktifkan gambar kabel, pilih kabel cross over letakan ujung di salah satu komputer(Pc0) dan tarik ke komputer(Pc1) yang lain sebagai pangkalnya
  4. Konfigurasikan kedua komputer tersebut dengan cara, klik 2 x pada gambar komputer di layar kerja, sehingga akan tampil seperti gambar di bawah ini :











5. Pilih dan klik tab Ip Configuration, klik radio button static dan isikan ip, pada kolom IP Address : 192.168.1.1 dan Subnet mask : 255.255.255.0. Kemudian lakukan cara yang sama pada komputer yang lainnya dengan ip address 192.168.1.2

6. Setelah selesai, selanjutnya kita cek konfigurasi P2P dengan melakukan ping. Caranya klik 2 x salah satu PC(dengan ip 192.168.1.1) dan pilih tab dekstop, kemudian pilih command prompt, dan ketikan ping 192.168.1.2, jika berhasil maka akan tampil gambar berikut ini :













Penjelasan tambahan tentang ping
misal, ping 192.168.1.2. dan hasilnya sbb:
64 bytes from 192.168.1.2: icmp_seq=1 ttl=254 time=0.1 ms
arti:
  1. 64 bytes -> ukuran / besar paket yg diterima dari 192.168.1.2
  2. icmp_seq=1 -> nomor urut paket = 1
  3. ttl -> time to live. Seberapa lama paket berada di jaringan. 254 adalah jumlah hop. Contoh, komputer ke router dihitung 1 hop.
  4. time=0.1 ms -> waktu yang ditempuh oleh paket.

Tuesday, March 29, 2011

Subnetting



IP Address
IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32 bit (binary digit atau bilangan duaan) angka biner yang dibagi dalam 4 oket (byte) terdiri dari 8 bit. Setiap bit mempresentasikan bilangan desimal mulai dari 0 sampai 255.

Sunday, January 9, 2011

Bandwidth



Bandwidth atau lebar pita yang merupakan jarak ( range ) antara frekuensi terendah dan frekuensi tertinggi dari suatu band frekuensi yang digunakan dalam komunikasi dengan jarak yang tidak terjangkau indera manusia dan membutuhkan media transmisi. Bandwidth sangat dikenal dalam ilmu kelistrikan arus lemah dan dimanfaatkan untuk memindahkan data atau informasi yang berjarak dengan menggunakan frekuensi. Teknologi pemindahan data dengan jarak ini juga digunakan dalam bidang komputer pada umumnya dan jaringan komputer pada khususnya. Pada jaringan komputer besar kecilnya bandwidth akan mempengaruhi komunikasi data yang terjadi antar komputer. Bandwidth menjadi faktor yang menentukan dalam pemindahan data sebesar n byte per satuan waktu detik. Jadi kalau diilustrasikan dalam suatu gambar seperti pada gambar dibawah ini, maka rombongan mobil yang melewati jalan yang lebar akan lebih cepat sampai tujuan dibandingkan jalan yang sempit.










Manajemen Bandwidth
Perkembangan jaringan komputer yang sangat pesat terutama internet telah memaksa lahirnya teknologi baru dalam bidang perangkat keras maupun perangkat lunak komputer dan jaringan komputer. Perkembangan ini menimbulkan permasalahan baru, karena komunikasi data antar komputer cenderung meningkat dalam ukuran megabyte. Padatnya lalu lintas data yang terjadi dalam jaringan komputer ini telah memunculkan teori baru tentang manajemen bandwidth. Manajemen bandwidth ada 4 macam ( The Packeteer Technical Forum ) yaitu :
1. Penambahan Bandwidth.
2. Penggunaan skema antrian terhadap router.
3. Upgrading terhadap perangkat keras komputer dan jaringan komputer.
4. Packet shaper
Penambahan Bandwidth
Penambahan bandwidth terhadap jaringan komputer dengan bandwidth kecil dan lalulintas data antar komputer yang sangat padat menjadi satu solusi dalam tingkatan manajemen bandwidth. Dengan resiko yang kecil, tetapi biaya yang mahal, penambahan bandwidth menjadikan jumlah data yang dipindahkan dari satu komputer ke komputer yang lain dalam jaringan komputer menjadi lebih cepat.
Penggunaan Skema Antrian Terhadap Router
Dukungan perangkat keras jaringan komputer sangat diperlukan agar jaringan komputer mempunyai kecepatan tinggi. Ada salah satu cara atau teknik untuk membuat suatu jaringan komputer menjadi lebih cepat transfer rate-nya, yaitu dengan menambahkan router yang diletakan pada titik persambungan antara dua buah jaringan komputer yang berbeda.








Router dapat berupa sebuah perangkat keras bernama router ataupun dengan menggunakan komputer tetapi di setup sebagai router. Dengan menggunakan skema antrian pada router ini maka bandwidth dapat dikendalikan dengan membuat skala prioritas bagan data atau informasi yang sering di akses oleh pengguna.
Upgrading Terhadap Perangkat Keras Komputer dan Jaringan Komputer
Cara ini paling ideal jika kondisi keuangan lebih dari cukup, karena bagaimanapun juga komputer dan perangkat keras jaringan komputer memiliki usia pakai.
Packet Shaper
Efek leher botol yang terjadi ketika jaringan komputer berkecepatan tinggi ( LAN ) dihubungkan dengan jaringan komputer berkecepatan rendah ( Internet ) sehingga menyebabkan data yang akan melewati titik persambungan ini harus saling bersaing untuk melalui jalur yang berkecepatan rendah. Packet shaper merupakan salah satu metode untuk menghindari efek leher botol. Packet shaper yang diletakan pada suatu WEB server bekerja dengan urutan sebagai berikut :
1. Membuat alokasi bandwidth terhadap jalur-jalur yang telah dibentuk mirip pipa-pipa maya dalam saluran kabel.
2. Memberikan skala prioritas terhadap sumber-sumber yang sering diakses oleh user.
3. Mengalokasikan bandwidth yang ada untuk jalur-jalur yang sudah dibentuk.
4. Memberikan hak akses untuk user terhadap jalur-jalur yang ada.
5. Melakukan kontrol lalu lintas data.










Referensi
  • Hero Wintolo, "MANAJEMEN BANDWIDTH UNTUK MENCEGAH EFEK LEHER BOTOL DALAM KOMPUTER SERVER INTERNET", Tesis, 2003
  • Alteon Web System Inc, ”White Paper : Bandwidth Management- Scalable, Granular Resource Control for Web Data Centers”, California
  • The Packeteer Technical Forum, 1998, “ Controlling TCP/ IP Bandwidth”, TCP/ IP Bandwidth Management Series, Number 1 of 3, Packeteer Inc.