Sunday, February 5, 2012

Rintik Hujan di Pantai Selatan [4]

"Ha...ha...ha, kamu mati Sofyan" kata seseorang dengan rambut jagung dan kulit pucat kemerahan.
"Uupss, ndoro tuan memang pandai menjebak" kata seseorang yang tadi dipanggil sebagai Sofyan. 
"Kamu orang harus pakai akal kalau akan mengalahkan aku dalam permainan catur ini, seperti kalau kamu ingin mengalahkan pengaruh Arya Bagelan di Ngombol" lanjut laki-laki yang dipanggil ndoro tuan oleh Abdul Sofyan.
Seperti cerita yang lalu diceritakan Teja Baskara dengan Arya Bagelan berbincang-bincang, dan pembicaraan tersebut dicuri dengan oleh santri baru [klik disini].  Abdul Sofyan merupakan Kyai di daerah Ngombol yang berdekatan dengan pesantren milik Arya Bagelan di daerah Bagelan. Abdul Sofyan sangat berkeinginan menguasai daerah antara Bagelan hingga Ngombol, sudah berbagai macam cara untuk membujuk Arya Bagelan bergabung dengannya, tetapi Arya Bagelan tetap bersikeras untuk terus berseberangan dengannya karena pihak kompeni berada di belakang Abdul Sofyan.
"Menurut ndoro tuan, Van Nistelrui, saya harus bagaimana?" ucap Sofyan
Plak, gubrak, sebuah tempelengan mendarat di wajah Abdul Sofyan yang disertai suara tubuh yang terjungkal.
"Kamu orang bahlul baget, otak kamu itu dipakai, dan ingat Sofyan, panggil aku Ndoro Tuan Kapten Van Nistelrui" kata Van Nistelrui " and kamu harus secepat mungkin menguasai wilayah Ngombol, karena Diponogoro di Jogjakarta sudah menaikkan bendera perang "
Sambil membetulkan tempat duduk dan mengambil kopiahnya yang jatuh, Abdul Sofyan buru-buru membungkukkan badan dan menyembah " Ampun Ndoro Tuan Kapten Van Nistelrui, mohon diberi petunjuk" 
"Bahlul sekali kamu orang, pantas semua orang di Ngombol lebih dekat dengan Arya Bagelan daripada ke kamu orang" ucap Van Nistelrui "Coba kamu perhatikan, Arya Bagelan punya dua orang anak, yang laki-laki menurut pasukan kompeni dia menjadi anggota pasukan Bergada Wirobrojo di Kasultanan Ngayojokarta Hadiningrat, dan putrinya yang bernama Zenab bikin semua laki-laki seperti kita naik nafsunya"
"Njih Ndoro Tuan Kapten Van Nistelrui" ucap Abdul Sofyan
"Kamu orang harus berpikir, kita bisa tangkap anak laki-laki Arya Bagelan, dengan alasan dia ekstrimis, pengikut Diponegoro, dan para ektrimis-ekstrimis ini harus mati karena mengganggu penghasilan kami, kalau anak laki-lakinya mati, maka kekuatan Arya Bagelan akan berkurang, cuma aku dengar dia memiliki kekuatan seperti kakeknya, di Kedu" kata Van Nistelrui
"Njih Ndoro Tuan Kapten Van Nistelrui" ucap Abdul Sofyan
"Cara yang kedua, kamu paksa itu orang Arya Bagelan untuk memberikan Zaenab jadi istri ketiga kamu, jika menolak tangkap, dan bunuh secepatnya, kekuatan kompeni akan segera ditingkatkan dari Cilacap" ucap Van Nistelrui
"Njih Ndoro Tuan Kapten Van Nistelrui, saya setuju cara yang kedua" ucap Abdul Sofyan
"Ha.....ha...ha....ha" tawa Van Nistelrui yang diikuti tawa Abdul Sofya "he...he...he.."
"Kamu orang memang punya nafsu yang besar, tapi aku harus menikmatinya dulu sebelum kamu jadikan istri ketiga, ha..ha..ha" kata Van Nistelrui.
"Njih Ndoro Tuan Kapten Van Nistelrui" ucap Abdul Sofyan
Pembicaran mereka berlanjut hingga melewati maghrib, tampak serius mereka merencanakan apa yang akan dilakukan terhadap Arya Bagelan, bagaimana kelanjutan dari cerita ini... [bersambung]

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.