Tuesday, September 27, 2011

Jaringan Komputer [2] : Komunikasi Pada Jaringan Komputer

Artikel berikut ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya. Komunikasi yang terjadi antar komputer yang terhubung dalam sebuah jaringan komputer dimulai dari pikiran dan hati seseorang yang menggunakan komputer, kemudian dengan gerakan menekan tombol dalam keyboard komputer, apa yang dipikirkan dan dirasakan sudah berpindah ke dalam layar monitor komputer dalam bentuk data atau message (pesan) yang akan dikirimkan ke komputer lainnya yang terhubung dengan komputer tersebut. Ada tiga elemen utama yang menyebabkan hal tersebut terjadi, yang pertama sumber pesan, penerima pesan dan channel (kanal komunikasi). Pesan yang dikirimkan dari sumber menuju penerima pesan melalui sebuah kanal dikenai proses pemecahan pesan menjadi pesan yang berukuran kecil-kecil atau dikenal sebagai segmentation.  Hal ini akan menguntungkan kanal yang digunakan untuk mengirim pesan, karena bentuk yang kecil-kecil tersebut dapat ditampung bersama-sama dengan pesan yang bersumber dari tempat lain sehingga pemanfaatan kanal menjadi efektif dan efisien, hal ini dikenal sebagai multiplexing. Segmen yang dikirimkan dari sumber ke tujuan tidak selamanya melalui kanal yang sama, kadang melewati banyak kanal meski ketika sampai di tujuan tidak bersamaan. 
Selain elemen, dalam komunikasi yang terjadi pada jaringan komputer membutuhkan tiga komponen : device, media dan services. Device dalam jaringan komputer dapat berupa sebuah personal komputer atau PC, dan intermediary devices. Khusus untuk PC dikenal juga sebagai end device atau kadang disebut sebagai host. Sedangkan intermediary device dapat berupa Network Access Device ( contoh Hub, Switch dan WAP ), Internetworking Device ( contoh router ), Server, modem, dan security device (firewall). Media yang merupakan komponen kedua dapat berupa kabel atau non kabel (wireless), untuk kabel masih terbagi menjadi dua yaitu kabel tembaga dan kabel kaca (optic yang terbagi menjadi dua : kaca dan plastik). Media non kabel atau wireless menggunakan gelombang radio yang frekuensi-nya sudah ditetapkan. Sedangkan komponen terakhir dalam  services dan processes berupa perangkat lunak yang digunakan untuk bertukar data dan informasi dalam jaringan komputer, contoh Yahoo Messanger.

Friday, September 23, 2011

Negeri Diatas Awan [2] : Malin Kundang

Manusia yang membatu terbujur kaku di tepian lautan menjadi bukti fisik cerita rakyat di daerah Sumatra Barat, tentang seorang anak yang telah berbuat durhaka pada sang Ibu. Dilahirkan dan dibesarkan agar kelak menjadi orang yang berguna. Kisah ini mirip sekali dengan Indonesia (anak) saat masa kemerdekaan dengan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (ibu) yang pada masa itu Indonesia dipimpin oleh Sukarno sedangkan Kasultanan dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kisah sang ibu yang merupakan sebuah Kasultanan yang memiliki struktur pemerintahan yang telah berusia ratusan tahun dan diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada awal kemerdekaan menyatakan bergabung dengan negara baru yang bernama Indonesia (anak). Berikut isi maklumat tersebut :
SRI PADUKA INGKENG SINUWUN KANGDJENG SULTAN
Kami Hamengku Buwono IX, Sultan Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat menjatakan:
  1. Bahwa Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.
  2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mulai saat ini berada ditangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja kami pegang seluruhnya.
  3. Bahwa perhubungan antara Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia, bersifat langsung dan Kami bertanggung djawab atas Negeri Kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaja segenap penduduk dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mengindahkan Amanat Kami ini.


Ngajogjakarta Hadiningrat, 28 Puasa Ehe 1876 atau 5-9-1945


SRI PADUKA KANGDJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARIO PAKU ALAM
Kami Paku Alam VIII Kepala Negeri Paku Alaman, Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat menjatakan:
  1. Bahwa Negeri Paku Alaman jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.
  2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Paku Alaman, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Paku Alaman mulai saat ini berada ditangan Kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja Kami pegang seluruhnja.
  3. Bahwa perhubungan antara Negeri Paku Alaman dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia, bersifat langsung dan Kami bertanggung djawab atas Negeri Kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaja segenap penduduk dalam Negeri Paku Alaman.


Paku Alaman, 28 Puasa Ehe 1876 atau 5-9-1945



Perjalanan ibu dan anak saat mengarungi kehidupan awal kemerdekaan tidak 'mulus', pihak penjajah sangat berkepentingan dengan Indonesia melakukan pendekatan ke Kasultanan, agar Kasultanan tidak berpihak pada Indonesia, tetapi pihak Kasultanan menjawab dengan tindakan 'memberikan' tempat bagi sang 'anak' yang telah kehilangan wilayah kekuasaannya, hingga dapat dikatakan saat itu wilayah Indonesia tinggal Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Tidak berhenti disitu saja kasih sang ibu kepada anak, modal keuangan dalam mendirikan negara mendapat dukungan pihak Kasultanan ( Pada saat Ibukota Negara berada di Yogyakarta, semua Kabinet termasuk Presiden (Soekarno) dan Wapres (Hatta) digaji oleh Sultan (memoar Ny. Rahmi Hatta) ). Pengorbanan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat tidak berhenti disitu saja, berikut cerita yang diambil dari buku "Tahta untuk Rakyat" :  Pada saat Agresi Militer Belanda di Yogyakarta, Sultan berunding dengan Belanda diwakili adiknya Pangeran Bintoro (kemudian menjadi Anggota BPUPKI) dan pada perundingan tersebut Sultan diminta tidak ikut campur masalah Republik Indonesia dan Belanda (untuk menjadi ibukota) dan sebagai imbalannya diberikanlah kekuasaan atas tanah bekas Kraton Mataram meliputi Kedu, Solo, Madiun, Kediri, Banyumas. Pada perundingan pertama gagal, akhirnya pada perundingan ke-2 ditambahkanlah imbalan kekuasaan meliputi Jawa tengah, Jawa Timur dan Madura. Untuk inipun Sultan tidak mau menerimanya. Akibatnya kota Yogyakarta diserbu dan Kraton dikepung. Panglima Belanda untuk Wilayah Jawa, Jenderal Spoor, mendatangi gerbang keraton dengan 3 panser untuk memaksa masuk dan HB IX menyambutnya di gerbang Alun alun utara Keraton [Kasultanan] dan berkata,”Anda dapat memasuki Kraton tapi harus melangkahi mayat saya”. Belanda pun mundur dari Kraton tetapi tetap mengurung Kraton. Karena tidak bisa keluar, HB IX memerintahkan abdi dalem keraton Selo Soemardjan (Prof. Dr. Selo Soemardjan pendiri Fisip UI) untuk menghubungi Panglima Soedirman dan Soeharto untuk merencanakan serangan (yang kemudian dikenal dengan “Serangan Oemoem 11 Maret”).

Yogyakarta, sang ibu, kini sedang gundah gulana, selalu berdoa agar anaknya tidak durhaka, agar tidak menjadi malin kundang selanjutnya. Jangan hanya karena keserakahan dan kekuasaan sang anak lupa kepada ibu yang telah membesarkan, meski sang ibu tidak butuh pengakuan, sang ibu tetap tegar melintasi jaman. Sang ibu tetap akan selalu dikenang. Jaya bangsaku, maju negeriku. [ Dedicated to my Great Teacher]

Wednesday, September 21, 2011

Blood Group B : Petruk Shaman

loog
Collection of stories about the family of Bharata, a power struggle as the king in royal Hastinapura. fight the truth with evil, justice with greed, all remain too will disappear, this story….
Meeting the King and ministers in the kingdom Hastinapura (Kurawa) and attended King Balarama who is actually a regular meeting in the Cabinet of King Duryudono. After all greeted the minister to the spiritual advisor Reverend Drona, this meeting then discussed the letter from the royal family with Amarta (Pandawa) is still the king, who asked for help finding the missing weapons Amarta kingdom. There is a difference of opinion between Drona and Balarama. Drona want the opportunity loss of empire Amarta weapons to attack the kingdom, while the king Balarama wanted to help the kingdom Amarta because Hastinapura  family
Kurawa, the influence of Drona, instead of helping even consider this situation as an opportunity to attack the Pandawa. Then drafted a plan of attack. Although the Pandawa became powerful because it possessed weapons, but many knights Amarta the magic even without weapons, for example Antasena and Antareja with strength. Therefore need to be prepared physically to face the power of the Pandawa.
In the midst of preparation for the attack, in other countries called 'Cundorante', was a disaster of severe disease. Various ways have been sought, and it was found that such disasters can be removed by delivery of victimizing. So, 2 jin, 'Pesatnyowo' and 'Sambernyowo', as envoy to look for casualties of the question, ie, Drona and Vice Regent Sengkuni of Astina.
Drona and Sengkuni troops who were preparing the Kurawa in the woods 'Kurumanggolo', had been kidnapped by two messengers. Kurawa blow up, because without these two puppets that they will be weak.
'Eswatama', the son of Drona, Karna asked for help to Duke. Duke Karna immediately caught up with both jinn and succeeded in getting them. Because nearly defeated, the genie asked for help a big snake called 'Nogorangsang', who then managed to make both eyes blind Duke of Karna.
Blind, Duke of Karna helped by Balarama and Krishna to be brought into treatment. They walk through the valley and mountains to the place of Krishna.
While Arjuna was in seclusion in order to find the missing weapons Pandawa, heard the moans Sengkuni carried away by the genie 'Pesatnyowo'. Soon he was using his father's administration 'Jayengkaton' oil. 'Jayengkaton' by rubbing oil into her eyes, she can see spirits all around.
Petruk was Arjuna who want to help prohibit Drona and Sengkuni, because in a period of meditation, puppets must refrain from any action, because it can cancel the hermitage.
But Arjuna refused advice Petruk, and desperate to intercept two jinn. So the battle was fierce. Unfortunately Arjuna defeated and dead.
Petruk as a servant of Arjuna, looking for ways to cure his master. With deep concern, Petruk finally reached the kingdom of the jinn, the cave jin. With their tricks, Petruk managed to bring a weapon called the king's flower Condro Urawan jinn and Arjuna brought to heal.
After recovering, Petruk advised to Arjuna that do not help Drona, but focus just looking for the missing weapons Pandawa. Arjuna agreed and apologized, then return to continue the search for weapons.
But suddenly appear Eswatama, son Drona. Eswatama promising Astina Kurawa will restore the kingdom to the Pandavas without Baratayudha war, when Arjuna was able to save Drona.
Hearing that promise, Arjuna immediately pursue two genie said, following up to Cundorante, war again, and Arjuna to die again.
Petruk who finally came home annoyed, and with the king's magic weapon genie, he opened his practice of medicine that works. He was so shamans and richer.
Semar, and Bagong Gareng are confused because Arjuna to die again, immediately gave the news to Amarta to come help. Help came, and managed to tear apart the kingdom, but the arrival of the snake managed to kill Gatutkoco, Setyaki, Werkudoro, and the other knights.
Pandawa warriors who die, coupled with the Duke of Karna brought by Balarama, was taken to a place Petruk. One by one, successfully turned on and cured.
Next Petruk commander was asked as to lead the attack into Cundorante, defeating Nogorangsang, freeing Drona and Sengkuni.
After being defeated Petruk, Nogorangsang turned into Krishna's Chakra weapon is missing.
The twins Pesatnyowo and Sambernyowo who was killed Petruk Pasopati turned into weapons. And the knights are also many other Cundorante who was the incarnation of weapons Pandawa.
Jin king of the cave turned out to  Nakula and Sadewa, who co-disappeared with the loss of weapons Pandawa.
And Petruk held weapon is a weapon turned out to belong to Krishna Wijayakusuma flowers.
The state immediately restored. Pandavas regained all his weapons, and Drona and Sengkuni regretted his actions.